Status Tanggap Darurat Medan Diperpanjang: Apa Dampaknya bagi Warga?
Status tanggap darurat yang diperpanjang di Kota Medan pada akhir 2025 menjadi sorotan besar bagi warga. Kondisi banjir yang belum sepenuhnya pulih, ditambah hujan yang masih terjadi hampir setiap hari, membuat pemerintah kota mengambil langkah serius dengan memperpanjang masa tanggap darurat. Keputusan ini bukan tanpa alasan — banyak wilayah yang masih terdampak, ribuan warga tinggal di pengungsian, dan infrastruktur belum kembali normal.
Perpanjangan status ini menandakan bahwa pemerintah menilai situasi belum aman. Di sisi lain, warga juga harus beradaptasi dengan berbagai konsekuensi yang muncul. NERAKA168
Mengapa Status Tanggap Darurat Diperpanjang?
Ada beberapa alasan kuat yang membuat pemerintah harus memperpanjang masa tanggap darurat:
1. Kondisi Banjir Belum Sepenuhnya Surut

Di beberapa wilayah seperti Medan Johor, Medan Maimun, dan Medan Sunggal, genangan air masih terlihat di banyak titik. Meski tidak setinggi awal banjir, air yang tidak kunjung surut menghambat aktivitas warga.
2. Cuaca Masih Tidak Stabil

BMKG sebelumnya memperkirakan bahwa curah hujan tinggi masih akan terjadi hingga pertengahan Desember. Ini membuat risiko banjir susulan cukup besar.
3. Banyak Warga Masih Mengungsi

Sejumlah pengungsian masih terisi penuh. Banyak keluarga belum bisa pulang karena rumah mereka rusak atau belum layak ditempati.
4. Infrastruktur Rusak Berat

Jembatan kecil, jalan lingkungan, hingga drainase di beberapa wilayah mengalami kerusakan. Pemerintah butuh waktu dan anggaran untuk memperbaikinya.
5. Sungai Deli & Babura Berada pada Level Waspada

Debit air sungai belum sepenuhnya stabil. Jika terjadi hujan deras mendadak, sungai berpotensi meluap kembali.
Keputusan memperpanjang masa tanggap darurat ini dibuat untuk memberikan waktu lebih bagi pemerintah dan pihak terkait untuk melakukan penanganan secara maksimal.
Apa Saja Dampak Perpanjangan Tanggap Darurat Bagi Warga?
Status tanggap darurat tentu berdampak cukup luas. Berikut beberapa dampak yang dirasakan masyarakat:
1. Aktivitas Sekolah dan Kerja Terganggu
Beberapa sekolah di Medan terpaksa memperpanjang sistem belajar daring karena gedung mereka digunakan sebagai tempat pengungsian atau masih terendam lumpur.
Karyawan di beberapa perusahaan juga mengalami kesulitan untuk masuk kerja karena transportasi belum sepenuhnya normal.
2. Mobilitas Warga Masih Terbatas
Beberapa jalan lingkungan rusak dan berlubang akibat banjir. Selain itu, beberapa titik jalan utama mengalami kemacetan lebih parah daripada biasanya.
Wilayah yang paling sering dilaporkan padat antara lain jalan-jalan di area Medan Selayang, Tuntungan, dan Johor.
3. Bantuan Pemerintah Tetap Mengalir, Tapi Butuh Waktu
Perpanjangan status ini berarti warga yang terdampak masih berhak menerima berbagai bentuk bantuan, seperti:
- sembako
- air bersih
- obat-obatan
- perlengkapan tidur
- makanan siap saji
Namun distribusi bantuan tidak selalu cepat. Beberapa lokasi yang sulit dijangkau membutuhkan waktu lebih lama untuk menerima bantuan.
4. Perekonomian Kecil dan UMKM Terhambat
Banyak pelaku UMKM yang toko atau kiosnya terendam banjir.
Mereka belum bisa beroperasi karena:
- alat produksi rusak
- stok barang hilang
- akses ke lokasi usaha sulit
- pelanggan mengurangi belanja karena fokus pada kebutuhan darurat
Perpanjangan tanggap darurat membuat proses pemulihan ekonomi rakyat kecil berjalan lebih lama.
5. Kesehatan Warga Mulai Terpengaruh
Setelah banjir, banyak warga mengalami:
- penyakit kulit
- diare
- flu & batuk
- demam
- leptospirosis
Lingkungan yang kotor, air yang tercemar, serta kondisi pengungsian yang padat membuat penyebaran penyakit lebih cepat.
Pusat kesehatan terdekat dan relawan medis menjadi garda depan untuk membantu warga mencegah wabah penyakit.
6. Warga Masih Harus Waspada Banjir Susulan
Meskipun air mulai surut di beberapa tempat, warga tetap diimbau untuk siap siaga, terutama yang tinggal di daerah rawan seperti:
- bantaran Sungai Deli
- bantaran Sungai Babura
- daerah permukiman padat
- kawasan dengan drainase kecil atau mampet
Perpanjangan status ini bukan hanya formalitas, tetapi sebuah peringatan agar warga tetap waspada.
Langkah Pemerintah Selama Masa Perpanjangan
Selama masa tanggap darurat yang diperpanjang, pemerintah kota melakukan beberapa langkah strategis:
1. Evakuasi Berkelanjutan
Wilayah yang masih mengalami banjir kiriman atau genangan tinggi terus dipantau. Evakuasi tambahan dilakukan jika kondisi memburuk.
2. Pembersihan dan Pengerukan Drainase
Dinas PU dan petugas kebersihan fokus pada:
- pembersihan parit
- pengerukan saluran tersumbat
- pengangkutan lumpur & sampah bekas banjir
Ini menjadi prioritas agar tidak terjadi banjir susulan.
3. Distribusi Bantuan Harian
Setiap hari bantuan disalurkan melalui posko utama dan posko kecil di kecamatan.
4. Perbaikan Infrastruktur Dasar
Tim teknik mulai memperbaiki:
- jalan rusak
- jembatan kecil
- gorong-gorong
- instalasi listrik lingkungan
Proses ini bertahap dan tidak bisa selesai cepat karena kondisi cuaca tidak menentu.
5. Penempatan Tenaga Medis di Posko Pengungsian
Dokter dan perawat membantu warga yang mulai mengalami gangguan kesehatan.
Harapan Warga: Solusi Jangka Panjang, Bukan Tambalan Sementara

Banyak warga berharap pemerintah tidak hanya fokus pada penanganan darurat, tetapi juga perbaikan jangka panjang.
Beberapa usulan yang paling banyak disuarakan warga:
- normalisasi Sungai Deli dan Babura secara rutin
- pembangunan sistem drainase baru
- memperdalam parit utama di kecamatan rawan
- menata ulang daerah yang terlalu padat
- menyediakan kolam retensi untuk menampung air hujan
Warga Medan sudah lelah menghadapi banjir berulang setiap tahun. Perpanjangan masa tanggap darurat kali ini seharusnya menjadi momentum untuk mendorong perubahan nyata.
Kesimpulan
Perpanjangan status tanggap darurat di Medan menjadi keputusan penting yang diambil demi keselamatan warga. Meski membawa sejumlah konsekuensi seperti mobilitas terbatas dan proses pemulihan yang lebih lama, langkah ini juga memastikan bahwa bantuan dan penanganan tetap berjalan maksimal.
Warga berharap situasi cepat membaik dan pemerintah dapat memperkuat sistem pencegahan agar bencana serupa tidak terulang berkali-kali. Meski berat, solidaritas warga dan kerja sama pemerintah, relawan, serta masyarakat menjadi kunci agar Medan bisa pulih dan bangkit kembali.