Banjir Terparah di Medan 2025: Kronologi, Daerah Terdampak, dan Upaya Evakuasi
5 mins read

Banjir Terparah di Medan 2025: Kronologi, Daerah Terdampak, dan Upaya Evakuasi

Banjir besar yang melanda Kota Medan pada akhir 2025 menjadi salah satu bencana terparah yang pernah dialami kota ini dalam satu dekade terakhir. Intensitas hujan ekstrem, diperparah dengan kondisi drainase yang sudah lama dikeluhkan masyarakat, membuat beberapa kecamatan terendam parah hingga ketinggian mencapai pinggang orang dewasa. Bencana ini bukan hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga memicu situasi darurat yang memaksa pemerintah kota melakukan evakuasi besar-besaran.

Peristiwa ini menyisakan luka sekaligus menjadi pengingat bahwa Medan masih memiliki pekerjaan besar dalam penanganan infrastruktur dan mitigasi bencana.


Kronologi Kejadian Banjir Medan 2025

Awal Desember 2025, cuaca di wilayah Sumatera Utara memasuki periode hujan ekstrem. Dalam beberapa hari berturut-turut, hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Medan tanpa jeda. Hujan paling deras terjadi pada malam hari, membuat banyak warga tak sempat mengantisipasi datangnya banjir.

Sekitar tengah malam, aliran air mulai naik di beberapa kawasan rendah seperti Medan Johor, Medan Maimun, Medan Selayang, dan Medan Tuntungan. Sungai-sungai seperti Sungai Babura dan Sungai Deli meluap dan airnya mengalir deras ke permukiman warga. Debit air meningkat begitu cepat hingga banyak rumah kebanjiran hanya dalam hitungan menit.

Warga yang terlelap tidur kaget ketika air sudah mulai masuk ke rumah. Banyak yang hanya sempat menyelamatkan dokumen dan barang penting, sementara barang lainnya terpaksa dibiarkan terendam. Beberapa titik bahkan mengalami pemadaman listrik karena risiko korsleting di wilayah rawan banjir.


Daerah Paling Terdampak

Banjir tahun ini menyapu banyak wilayah, tapi beberapa kecamatan tercatat mengalami dampak paling parah.

1. Medan Johor

Merupakan daerah langganan banjir dan pada 2025 kondisinya lebih buruk. Puluhan rumah terendam hingga sepaha orang dewasa. Jalan utama sempat tidak bisa dilalui kendaraan.

2. Medan Maimun

Kawasan ini berada dekat Sungai Deli, sehingga ketika sungai meluap, banjir langsung melanda. Banyak warga mengungsi ke masjid dan gedung sekolah terdekat.

3. Medan Selayang

Hujan deras membuat aliran air dari dataran lebih tinggi mengarah ke wilayah ini. Banyak rumah kontrakan dan kos-kosan terendam.

4. Medan Tuntungan

Air naik cepat hingga menggenangi halaman rumah dan jalan raya. Beberapa sekolah dan usaha kecil sempat terhenti operasionalnya.

5. Medan Sunggal & Medan Helvetia

Banjir kali ini cukup jarang melanda beberapa titik di daerah ini, tapi 2025 menjadi pengecualian. Banyak ruas jalan tidak bisa dilalui motor.

Di beberapa titik, tinggi air mencapai 50–80 cm. Drainase yang tidak mampu menampung debit air besar diperparah dengan masalah sampah yang menyumbat parit dan saluran buangan. NERAKA888


Faktor Penyebab Banjir Tahun Ini Lebih Parah

Ada beberapa faktor yang saling berkaitan yang membuat banjir 2025 terasa jauh lebih berat:

1. Curah hujan ekstrem

BMKG telah mencatat peningkatan intensitas hujan di wilayah Sumatera Utara pada akhir 2025. Kondisi ini dipicu fenomena cuaca global yang menyebabkan hujan turun dalam jumlah besar dalam waktu singkat.

2. Sungai yang meluap

Sungai Deli dan Sungai Babura berada pada level siaga. Ketika hujan turun beberapa hari berturut-turut, tanggul tidak mampu menahan volume air.

3. Drainase kurang memadai

Banyak warga mengeluhkan saluran drainase yang dangkal dan penuh endapan lumpur. Ketika air datang bersamaan dalam jumlah besar, parit tidak mampu menyalurkan air ke sungai.

4. Sampah yang menyumbat aliran

Masalah sampah di parit dan sungai menjadi faktor tambahan. Ketika volume air naik, sampah terbawa arus dan menumpuk, memblokir aliran air.

5. Pembangunan yang tidak terkontrol

Banyak area resapan air berubah menjadi bangunan, sehingga air hujan tidak meresap dan langsung mengalir ke wilayah padat penduduk.


Upaya Evakuasi: Pemerintah dan Relawan Bergerak Cepat

Ketika situasi makin parah, pemerintah kota menetapkan status tanggap darurat. BPBD, TNI, Polri, dan relawan dari berbagai organisasi langsung turun membantu warga.

Evakuasi Warga

Perahu karet dikerahkan ke wilayah yang airnya paling tinggi. Warga lansia, anak-anak, dan perempuan menjadi prioritas dalam proses evakuasi.

Tempat Pengungsian

Beberapa gedung sekolah, masjid, kantor kelurahan, dan gedung serbaguna dijadikan lokasi pengungsian sementara. Banyak warga tinggal di sana selama beberapa hari hingga air surut sepenuhnya.

Distribusi Bantuan

Relawan bekerja siang malam menyalurkan makanan, air minum, tikar, selimut, pakaian, dan kebutuhan bayi.
Banyak warga yang kehilangan peralatan rumah tangga seperti kasur dan lemari sehingga bantuan sangat dibutuhkan.

Pembersihan Pasca-Banjir

Setelah air surut, pembersihan dilakukan massal. Lumpur tebal menutupi jalan dan rumah warga. Bau tidak sedap muncul dari selokan yang meluap. Pihak pemerintah mengarahkan armada kebersihan untuk mengangkut sampah dan lumpur.


Dampak Sosial dan Ekonomi

Banjir 2025 ini memberi dampak yang besar bagi warga Medan:

  • Banyak warga kehilangan barang-barang berharga.
  • Aktivitas kerja dan sekolah sempat terhenti.
  • UMKM harus menutup usaha karena barang dagangan rusak.
  • Jalanan macet total di beberapa titik sehingga mobilitas terganggu.
  • Kesehatan warga rawan terancam oleh penyakit kulit, diare, dan leptospirosis setelah banjir.

Bencana ini juga menimbulkan trauma bagi sebagian warga, terutama yang rumahnya terendam hingga berkali-kali selama beberapa tahun terakhir.


Harapan Warga: Perbaikan Infrastruktur dan Pencegahan Banjir

Banjir besar ini membuat masyarakat berharap pemerintah mengambil langkah nyata dalam jangka panjang:

  • Normalisasi sungai yang rutin.
  • Pengerukan drainase dan parit besar.
  • Pembuatan kolam retensi.
  • Pengawasan ketat pembangunan di wilayah resapan air.
  • Edukasi masyarakat terkait pembuangan sampah.

Warga berharap Medan ke depan bisa lebih siap menghadapi musim hujan tanpa lagi mengalami banjir besar seperti tahun ini.


Kesimpulan

Banjir 2025 menjadi alarm keras bagi Kota Medan. Selain menunjukkan masih lemahnya infrastruktur pengendali banjir, peristiwa ini juga memperlihatkan solidaritas masyarakat yang saling membantu ketika bencana datang. Meski kerusakan cukup besar, proses pemulihan terus berjalan dan menjadi harapan agar kota ini bisa bangkit kembali.

Dengan perencanaan yang lebih serius, penanganan drainase, dan peningkatan kesadaran masyarakat, Medan diharapkan bisa terhindar dari bencana serupa di masa depan.