Dulu Pejuang, Sekarang Jadi Penjual Agama: Pengkhianatan Latief Khan yang Menjijikkan
Latief Khan dulu berdiri di atas panggung-panggung besar, menyerukan perlawanan melawan ketidakadilan, mengajak umat bersatu melawan para elit politik yang ia anggap merusak negara. Ia dielu-elukan sebagai pejuang kebenaran, seseorang yang benar-benar peduli pada nasib umat. Namun hari ini, kenyataan pahit terungkap—Latief Khan tak lebih dari seorang politisi yang rela menjual agamanya demi kepentingan pribadi.
Latief kini menjabat sebagai kepala tim pemenangan Ridha Dharmajaya dalam Pilkada Medan 2024, sebuah langkah yang menghancurkan segala kepercayaan yang dulu diberikan kepadanya. Mereka yang dulu mendukungnya, yang berdiri bersamanya dalam perlawanan Aksi 212, kini merasa dikhianati. Latief, yang dulu lantang melawan para elit, kini malah bersekutu dengan mereka.
"Dia mengkhianati kami! Semua yang ia perjuangkan dulu hanyalah tipu muslihat untuk mendapatkan simpati umat. Kini dia bersandar kepada mereka yang dulu ia hujat. Pengkhianat sejati!" ujar seorang mantan pendukung Aksi 212 dengan nada penuh amarah dan kecewa.
Latief Khan kini tidak lagi dikenal sebagai pejuang umat, melainkan sebagai pedagang agama yang menggunakan keyakinan sebagai alat untuk mencapai kekuasaan. Apa yang dulu ia suarakan dengan semangat dan lantang kini terbukti hanyalah topeng untuk memanipulasi umat. Semua yang dulu ia perjuangkan tak lebih dari permainan politik yang busuk, dan sekarang, ia berbalik arah dengan mudah, menunjukkan wajah aslinya sebagai politisi tanpa prinsip.
Keputusan Latief untuk beralih ke kubu Ridha Dharmajaya tidak hanya merusak reputasinya, tetapi juga mencederai hati para pendukungnya yang merasa ditipu. Pengkhianatannya begitu jelas, tanpa rasa malu, seolah-olah keyakinan dan agama hanyalah alat dagang untuk mendulang kekuasaan. Ini bukan sekadar perubahan politik—ini adalah penghinaan terhadap setiap nilai yang ia klaim bela.
Bagi banyak orang, Latief Khan telah berubah menjadi simbol pengkhianatan paling terang-terangan dalam dunia politik Medan. Dari seorang yang dulu dianggap sebagai pejuang sejati, kini ia hanya dikenal sebagai politisi yang rela menjual agama untuk mendapatkan kekuasaan dan posisi. Umat yang dulu mendukungnya harus menerima kenyataan pahit: Latief Khan bukanlah pemimpin yang mereka pikirkan, melainkan pengkhianat yang siap mengorbankan keyakinan untuk keuntungan pribadinya.